Kamis, 11 September 2008

Kesimpulan Sementara

Dari berbagai sumber yang kutipannya terdapat di blog ini.

Tanggapan atas komentar Hotman Paris Hutapea

Kelompok usaha Lippo yang diwakili pengacara Hotman Paris Hutapea di Jakarta, Rabu (10/9), mengatakan bahwa pihak Astro Malaysia telah melakukan kebohongan publik karena justru merekalah yang tidak mau menandatangani perubahan anggaran dasar perusahaan DV serta menyetorkan sisa modal investasi yang dijanjikan.

.....

Menurut dia, perselisihan tersebut awalnya dipicu oleh kasus rekayasa dokumen keuangan PT DV oleh para direksi, yang ditempatkan Astro Malaysia, yang mengubah dana investasi menjadi seolah-olah utang DV kepada grup Astro Malaysia sebesar US$239,27 juta, padahal tidak pernah ada perjanjian bahwa jumlah tersebut merupakan utang.

.....

Sebelumnya, PT Ayunda Prima Mitra juga menuding Astro All Asia Networ Plc telah memberikan pernyataan bohong. Menurut Hotman, group Lippo menemukan bukti, uang patungan yang digelapkan sebesar US$ 16,1 juta.
Uang tersebut ditransferkan ke perusahaan milik kerabat bekas orang penting Malaysia. Dia juga menuding Astro telah merekayasa keuangan sebesar US$ 239,2 juta menjadi utang PT Direct Vision.
Berbeda dengan Hotman, Alexander saat menyampaikan laporan ke bursa Malaysia, uang sebesar US$16,1 juta ini didistribusikan ke PT Adi Karya Visi melalui PT Direct Vision. Uang itu merupakan uang kontrak pembuatan dan produksi konten ke PT Direct Vision.

Berdasarkan prinsip substance over form maka komentar saya adalah:

1. Hotman memberikan dua pernyataan yang bertolak belakang

Menurutnya Astro tidak menyetor sisa modal investasi kepada PTDV, padahal dia juga menyatakan Astro mengubah dana investasi sebesar US$239,27 juta menjadi seolah-olah hutang PTDV ke astro.

Jadi astro kirim uang tapi PTDV tidak mencatatnya sebagai Modal melainkan Pinjaman atau Hutang, jadi yang terjadi kesalahan pencatatan akuntansi bukan begitu. Sementara duitnya tetap mengalir ke PTDV kan dari Astro?

Kalau kasih komentar berpikir donk, ini urusan bisnis, jangan pakai pendekatan infotainment yak!!!

Tidak ada komentar: