Kamis, 11 September 2008

Astro dan Direct Vision Lepas Tangan Soal Pelanggan

Rabu, 10 September 2008 21:28 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta :Perseteruan Astro All Asia Network dengan pemegang saham PT Direct Vision dari group Lippo, berdampak pada pelanggan. Keduanya, saling melimpahkan tanggung jawab nasib pelanggan.
Kuasa Hukum PT Ayunda Prima Mitra, Hotman Paris, mengatakan tanggung jawab konsumen atau pelanggan Astro di Indonesia bukan tanggung jawab dari group Lippo. "Jadi mereka yang harus tanggung jawab, karena yang mengelola 100 persen keuangannya," ujar Hotman di kantornya.
Nasib pelanggan, kata Hotman, bukan tanggung jawab kliennya bila telah putus hubungan bisnis dengan Astro. Hotman merujuk pada putusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). "KPPU saja menyatakan tidak boleh pisah, kalau pisah itu berarti tidak menghormati pemerintah Indonesia," ujar Hotman.
Dalam putusannya, poin 5, KPPU memerintahkan All Asia Multimedia Networks, FZ-LLC untuk menjaga dan melindungi kepentingan konsumen hingga ada penyelesaian hukum mengenai status kepemilikan PT Direct Vision.
Sebaliknya, juru bicara Astro All Asia Network, Alexander Lay, menyatakan tanggung jawab layanan pelanggan merupakan kewajiban PT Direct Vision dan pemegang saham dari group Lippo. Kendati demikian, kata Alexander, masih ada keinginan dari Astro untuk memberikan layanan ini meski tidak ada kewajiban hukum untuk itu.
Karena, menurutnya, kewajiban terhadap konsumen merupakan kewajiban PT Direct Vision dan Lippo Group. Sebab, yang berhubungan langsung dengan pelanggan adalah PT Direct Vision. "Jika mereka tidak mau melakukan itu, Astro akan melakukan cara terbaik. Kami masih bicara dengan mereka. Tapi apa cara itu, nanti baru bisa kami putuskan," ujarnya.
Sebelumnya, PT Ayunda Prima Mitra juga menuding Astro All Asia Networ Plc telah memberikan pernyataan bohong. Menurut Hotman, group Lippo menemukan bukti, uang patungan yang digelapkan sebesar US$ 16,1 juta.
Uang tersebut ditransferkan ke perusahaan milik kerabat bekas orang penting Malaysia. Dia juga menuding Astro telah merekayasa keuangan sebesar US$ 239,2 juta menjadi utang PT Direct Vision.
Berbeda dengan Hotman, Alexander saat menyampaikan laporan ke bursa Malaysia, uang sebesar US$16,1 juta ini didistribusikan ke PT Adi Karya Visi melalui PT Direct Vision. Uang itu merupakan uang kontrak pembuatan dan produksi konten ke PT Direct Vision.
Sementara, sampai saat ini, Astro mengklaim belum menerima pembayaran tagihan dan dukungan layanan senilai RM 805 juta.
Dian Yuliastuti

Tidak ada komentar: